New York City, salah satu kota paling sibuk dan ikonik di dunia, baru saja dikejutkan oleh kemunculan sosok yang tak biasa: KOID, sebuah robot humanoid berteknologi tinggi, berjalan santai di kawasan Midtown Manhattan sambil menjalankan berbagai aktivitas ala manusia.
Peristiwa ini tidak hanya menarik perhatian warga lokal dan turis, tetapi juga menyulut diskusi global mengenai masa depan interaksi manusia dan robot di ruang publik. Banyak yang terkesima dengan kecanggihan robot tersebut, namun sebagian juga mempertanyakan implikasi sosial dan etika dari kehadiran robot cerdas di tengah keramaian.
Siapa KOID dan Dari Mana Asalnya?
KOID merupakan robot humanoid produksi Unitree Robotics, perusahaan teknologi asal Tiongkok yang dikenal karena robot-robot berkaki empat seperti Go1. Namun kali ini, mereka menghadirkan humanoid dua kaki yang dirancang dengan AI open-source dari Stanford University, yaitu Stanford OpenMind.
Robot ini memiliki tinggi mendekati manusia, mampu berjalan stabil, membawa benda ringan, serta merespons perintah suara dasar. Dalam demonstrasi di NYC, KOID menggunakan kamera untuk bernavigasi secara otonom dan AI visual untuk mengenali lingkungan sekitarnya.
Aksi KOID: Beli Hotdog, Coba Sepatu, dan Pose Bareng Pengunjung
Selama penampilannya di Midtown, KOID terlihat melakukan aktivitas yang biasa dilakukan manusia sehari-hari, termasuk:
-
Membeli hotdog dari pedagang kaki lima.
-
Masuk ke toko sepatu, mencoba sepatu sneakers, dan berinteraksi dengan staf toko.
-
Berpose untuk foto bersama warga yang penasaran.
-
Memberi salam dan melambai tangan ke arah anak-anak.
Robot ini tidak hanya diam sebagai pajangan teknologi, tapi benar-benar berperan aktif dalam lingkungan sosial, seolah-olah sudah menjadi bagian dari komunitas kota.
Aksi Viral: Publik Terkagum tapi Ada yang Waspada
Video aksi KOID langsung viral di media sosial, dengan jutaan penonton menyebarkan klip tersebut di TikTok, Instagram, dan YouTube. Banyak komentar yang mengungkapkan rasa kagum terhadap perkembangan teknologi robotik yang mampu menyatu dalam kehidupan sehari-hari.
Namun tak sedikit pula komentar yang menunjukkan rasa khawatir. Beberapa netizen menyebutnya "menyeramkan" atau "Black Mirror vibes", merujuk pada serial fiksi ilmiah distopia. Sebagian orang mempertanyakan:
-
Apakah robot seperti KOID bisa mengambil alih pekerjaan manusia di masa depan?
-
Bagaimana jika teknologi ini disalahgunakan untuk pemantauan massal atau tindakan ilegal?
-
Apakah publik siap secara etika dan hukum untuk hidup berdampingan dengan robot humanoid?
Ternyata Kampanye Iklan? Siapa Dalangnya?
Belakangan terungkap bahwa aksi KOID bukan sekadar demonstrasi teknologi, melainkan bagian dari kampanye promosi ETF (Exchange-Traded Fund) bertema AI dan teknologi robotik yang dikelola oleh KraneShares, sebuah perusahaan manajemen aset ternama.
Kampanye ini dirancang untuk menarik perhatian generasi muda terhadap investasi di sektor teknologi masa depan, khususnya AI, robotika, dan automasi industri.
Penggunaan robot nyata yang bisa berinteraksi dengan masyarakat langsung terbukti efektif. Iklan ini bukan hanya memperlihatkan masa depan robotika, tetapi juga menyampaikan pesan bahwa teknologi ini bisa menjadi bagian dari investasi jangka panjang.
Dampaknya terhadap Masa Depan Kota dan Interaksi Sosial
Penampilan KOID membuka diskusi besar tentang bagaimana kota-kota modern akan menghadapi kehadiran robot humanoid dalam kehidupan sehari-hari. Kota seperti New York, Tokyo, atau Dubai bisa menjadi contoh laboratorium sosial tempat manusia dan robot hidup berdampingan.
Apakah ini akan menjadi pemandangan umum lima tahun lagi? Bayangkan robot-robot membantu membawa belanjaan, menjaga toko, melayani pelanggan, atau bahkan menjadi pemandu wisata.
Namun hal ini juga mendorong pentingnya:
-
Regulasi hukum terkait hak dan tanggung jawab robot.
-
Standar keamanan publik terhadap keberadaan mesin cerdas.
-
Etika penggunaan robot di ruang umum.
Penutup: Masa Depan Sudah di Depan Mata
Kemunculan KOID bukan sekadar aksi promosi—ini adalah tanda nyata bahwa masa depan sedang mengetuk pintu. Robot humanoid yang dulu hanya ada di film, kini hadir di trotoar kota, melakukan hal yang kita lakukan sehari-hari.
Pertanyaannya kini bukan lagi “apakah robot akan hadir?”, tetapi “bagaimana kita akan hidup bersama mereka?”.