Pada perdagangan hari ini, Kamis (7 Agustus 2025), sentimen positif mulai mendominasi pasar keuangan global, terutama di kawasan Asia dan Eropa. Hal ini terjadi bersamaan dengan pelemahan nilai dolar Amerika Serikat (USD), yang menjadi sorotan utama para pelaku pasar.
Sinyal Dovish dari The Fed Tekan Dolar
Salah satu penyebab utama pelemahan dolar adalah ekspektasi yang berkembang bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengambil sikap lebih dovish atau berhati-hati dalam menaikkan suku bunga. Sejumlah pejabat bank sentral AS memberikan pernyataan yang bernada lebih lunak, mengindikasikan kemungkinan penundaan atau bahkan pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Kondisi ini menyebabkan investor global mulai mengalihkan portofolio mereka ke aset yang lebih berisiko seperti saham dan mata uang negara berkembang. Ketika suku bunga AS cenderung menurun, imbal hasil dolar menjadi kurang menarik sehingga banyak yang melepas posisi mereka di mata uang tersebut.
Kabar Baik dari Apple Dukung Pasar Saham
Selain kebijakan The Fed, sentimen pasar juga dipicu oleh kabar positif dari raksasa teknologi Apple Inc. Perusahaan tersebut dilaporkan akan meningkatkan investasi domestik di sektor manufaktur chip. Langkah ini disambut baik oleh investor karena dapat memperkuat rantai pasokan semikonduktor global dan mengurangi ketergantungan pada negara lain.
Saham Apple mengalami kenaikan tajam, dan memberikan dorongan pada indeks saham utama di AS seperti Nasdaq dan S&P 500. Dampaknya ikut terasa di Asia dan Eropa, di mana saham-saham teknologi ikut menguat dan mendorong indeks regional seperti Nikkei Jepang dan DAX Jerman ke zona hijau.
Relaksasi Tarif untuk Taiwan dan Korea Selatan
Sentimen positif juga datang dari kabar bahwa pemerintahan AS kemungkinan akan memberikan pengecualian tarif untuk impor semikonduktor dari Taiwan dan Korea Selatan. Langkah ini diambil sebagai bentuk kompromi di tengah ketegangan perdagangan global, sekaligus memperkuat pasokan komponen penting untuk industri teknologi AS.
Kabar ini menenangkan pasar dan menciptakan harapan bahwa ketegangan geopolitik tidak akan seburuk yang dikhawatirkan. Akibatnya, permintaan terhadap aset safe haven seperti dolar AS menurun, dan mendorong pelemahan nilainya terhadap mata uang utama lain seperti euro, yen, dan franc Swiss.
Indeks Dolar Tertekan
Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan USD terhadap enam mata uang utama dunia, tercatat melemah ke kisaran 98,1, turun dari posisi sebelumnya di atas 98,5. Meski penurunannya tidak terlalu tajam, ini merupakan tren lanjutan dari pelemahan yang sudah terjadi sejak awal minggu.
Penurunan ini mencerminkan adanya perubahan sentimen pasar dari protektif ke arah yang lebih agresif. Selama beberapa bulan terakhir, dolar menjadi favorit karena ketidakpastian ekonomi global dan suku bunga tinggi. Namun kini, arah kebijakan The Fed mulai bergeser dan investor mulai mencari alternatif yang lebih menguntungkan.
Kesimpulan: Dolar Tertekan di Tengah Euforia Global
Secara keseluruhan, pelemahan dolar hari ini bukanlah sinyal pelemahan ekonomi AS secara umum, melainkan reaksi pasar terhadap kombinasi faktor makroekonomi dan geopolitik. Kabar baik dari sektor teknologi, sinyal dovish dari The Fed, serta kebijakan perdagangan yang lebih fleksibel, semuanya mendorong pelaku pasar untuk keluar dari posisi aman mereka di dolar dan beralih ke aset yang lebih berisiko.
Apabila tren ini terus berlanjut, maka kita bisa melihat fluktuasi lebih besar pada USD dalam waktu dekat, tergantung pada data inflasi, keputusan suku bunga selanjutnya, dan dinamika politik AS menjelang pemilu 2026.