Citayam Fashion Week: Dari Trotoar Jadi Panggung Viral
Citayam Fashion Week atau CFW adalah fenomena fashion jalanan yang viral di Indonesia pada pertengahan tahun 2022. Berawal dari nongkrong remaja di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, zebra cross pun berubah menjadi catwalk dadakan tempat anak-anak muda mengekspresikan gaya busana mereka.
Apa Itu Citayam Fashion Week?
CFW lahir dari kreativitas anak-anak muda yang berasal dari Citayam, Bojonggede, dan Depok. Mereka berkumpul di kawasan Sudirman–Dukuh Atas untuk nongkrong, kemudian mengekspresikan diri lewat gaya berpakaian unik. Kehadiran media sosial membuat tren ini cepat viral dan menjadi sorotan nasional.
Asal Mula Citayam Fashion Week
Kawasan Dukuh Atas dipilih karena mudah diakses lewat KRL, MRT, dan TransJakarta. Awalnya hanya tempat berkumpul, namun gaya busana nyentrik para remaja menarik perhatian kreator konten TikTok dan Instagram. Dari sinilah istilah “Citayam Fashion Week” muncul—membandingkan dengan Paris Fashion Week, namun dengan nuansa jalanan Jakarta.
Siapa Saja Tokoh Citayam Fashion Week?
1. Bonge (Albon Sugiri)
Bonge adalah ikon utama Citayam Fashion Week. Dengan rambut gondrong dan gaya streetwear santai, Bonge sering diwawancara kreator konten. Kepercayaan dirinya membuat ia cepat viral dan dikenal luas.
2. Jeje Slebew (Jelita Anak Agung)
Jeje terkenal karena gaya anak Jaksel dan ekspresi blak-blakan. Kata khasnya “Slebew!” menjadi tren di media sosial. Popularitasnya membuat ia sering diundang ke acara televisi.
3. Kurma (Alifia)
Kurma dikenal dengan pesona sederhana namun tetap stylish. Kehadirannya menambah sisi feminin dalam fenomena Citayam Fashion Week.
4. Roy
Roy mencuri perhatian dengan gaya busana eksentrik dan keberanian tampil beda. Ia menjadi simbol kebebasan berekspresi di CFW.
5. Kreator Konten
Banyak YouTuber, TikToker, hingga fotografer jalanan yang berperan besar menyebarkan fenomena ini. Tanpa mereka, Citayam Fashion Week tidak akan seviral itu.
Mengapa Citayam Fashion Week Bisa Viral?
- Unik dan autentik: anak-anak tampil apa adanya.
- Terbuka untuk semua: siapa pun bisa ikut berjalan di zebra cross.
- Kekuatan media sosial: TikTok & Instagram mempercepat viralitas.
- Dilirik artis & pejabat: influencer hingga pejabat publik ikut meramaikan.
Kontroversi yang Mengiringi Citayam Fashion Week
Masalah Ketertiban
Penggunaan zebra cross sebagai catwalk sempat mengganggu lalu lintas, sehingga aparat menertibkan kegiatan ini.
Komersialisasi Nama
Nama “Citayam Fashion Week” pernah coba didaftarkan sebagai merek dagang oleh Baim Wong, menuai protes karena dianggap milik publik.
Eksploitasi Remaja
Banyak yang khawatir popularitas mendadak bisa berujung pada eksploitasi remaja oleh pihak-pihak tertentu.
Dampak Sosial dan Budaya
Fenomena Citayam Fashion Week meninggalkan banyak pelajaran:
- Fashion inklusif: tren ini mendobrak anggapan fashion hanya milik kalangan elit.
- Panggung ekspresi: remaja dari pinggiran kota mendapat spotlight.
- Pentingnya ruang publik: menjadi diskusi tentang akses ruang kreatif di perkotaan.
Apakah Citayam Fashion Week Masih Ada?
Sejak akhir 2022, tren ini mulai meredup setelah ada penertiban dan berkurangnya liputan media. Meski begitu, Citayam Fashion Week tetap dikenang sebagai fenomena unik yang pernah mengguncang media sosial Indonesia.
Kesimpulan
Citayam Fashion Week adalah bukti bahwa kreativitas bisa lahir dari mana saja, bahkan dari trotoar jalanan. Dari Bonge, Jeje Slebew, Kurma, hingga Roy, fenomena ini mengubah pandangan masyarakat bahwa fashion adalah milik semua orang, bukan hanya kaum elit. Meski kini sudah meredup, jejaknya tetap menjadi bagian penting dari budaya populer Indonesia.