Dalam beberapa dekade terakhir, dunia dihadapkan pada tantangan lingkungan yang semakin besar — mulai dari perubahan iklim, polusi plastik, hingga hilangnya keanekaragaman hayati. Semua masalah itu tidak hanya berdampak pada alam, tetapi juga pada kehidupan manusia. Di tengah kekhawatiran global ini, muncul berbagai inisiatif untuk mencari solusi nyata, dan salah satu yang paling menonjol adalah Earthshot Prize, sebuah penghargaan internasional yang didedikasikan untuk menemukan dan mendukung inovasi yang dapat memperbaiki kondisi planet kita.
Tahun 2025 menjadi momen penting bagi penghargaan ini karena Earthshot Prize digelar di Rio de Janeiro, Brasil, dan menjadi simbol kebangkitan semangat global dalam upaya memperjuangkan masa depan bumi yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan.
Asal-usul Earthshot Prize
Earthshot Prize pertama kali diperkenalkan oleh Pangeran William dari Kerajaan Inggris pada tahun 2020. Terinspirasi oleh semangat proyek “Moonshot” yang dicanangkan oleh Presiden John F. Kennedy pada tahun 1960-an untuk mendaratkan manusia di bulan, Earthshot lahir dengan semangat yang sama — tetapi kali ini bukan untuk menaklukkan luar angkasa, melainkan untuk menyelamatkan bumi.
Visi utamanya adalah untuk menemukan dan mempercepat solusi paling inovatif terhadap lima tantangan lingkungan besar dunia, yang disebut dengan “lima Earthshots”. Setiap Earthshot memiliki fokus yang spesifik:
-
Protect and Restore Nature (Melindungi dan Memulihkan Alam)
-
Clean Our Air (Membersihkan Udara Kita)
-
Revive Our Oceans (Menghidupkan Kembali Lautan)
-
Build a Waste-Free World (Membangun Dunia Bebas Limbah)
-
Fix Our Climate (Memperbaiki Iklim Kita)
Masing-masing kategori memberikan penghargaan sebesar 1 juta pound sterling kepada pemenang, untuk membantu memperluas dan mengimplementasikan proyek mereka di tingkat global.
Earthshot Prize 2025: Diselenggarakan di Rio de Janeiro
Pemilihan Rio de Janeiro sebagai tuan rumah tahun 2025 bukan tanpa alasan. Kota ini dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa — dari pantai Copacabana hingga hutan Tijuca — namun juga menghadapi tantangan besar seperti deforestasi di wilayah Amazon, polusi udara, dan tekanan urbanisasi. Menjadikan Rio sebagai lokasi penyelenggaraan adalah simbol komitmen dunia terhadap Amerika Selatan, yang merupakan rumah bagi sebagian besar hutan hujan tropis dunia.
Acara Earthshot Prize 2025 berlangsung megah dengan konsep “The Planet’s Future Starts Now”. Upacara penghargaan ini tidak hanya menampilkan para finalis dan pemenang, tetapi juga pertunjukan seni, dokumentasi inspiratif, dan kolaborasi dengan aktivis lingkungan lokal. Suasana acara terasa haru dan penuh semangat, menggambarkan harapan baru bagi generasi muda dan dunia ilmiah.
Kategori dan Pemenang Tahun 2025
Pada tahun 2025, lima pemenang Earthshot Prize berasal dari berbagai negara dan latar belakang yang berbeda, namun memiliki satu kesamaan — mereka membawa solusi yang praktis, inovatif, dan berdampak besar.
Berikut ringkasan dari kelima pemenang Earthshot Prize 2025:
1. Protect and Restore Nature: Proyek “BioRegrow” dari Kenya
Proyek ini berfokus pada restorasi hutan dan ekosistem kering di Afrika Timur menggunakan teknologi drone dan kecerdasan buatan. Dengan memetakan lahan yang rusak dan menanam kembali bibit asli secara otomatis, BioRegrow berhasil mempercepat proses reforestasi hingga 80% lebih efisien dibanding metode tradisional. Selain itu, proyek ini juga memberdayakan masyarakat lokal dengan pelatihan dan pekerjaan baru di sektor kehutanan.
2. Clean Our Air: Startup “AirLume” dari India
AirLume menciptakan cat bangunan yang mampu menyerap polusi udara. Dengan partikel khusus berbasis fotokatalitik, cat ini mengubah zat berbahaya seperti nitrogen oksida menjadi senyawa tidak beracun. Teknologi ini sudah diterapkan di beberapa kota padat penduduk seperti New Delhi dan Mumbai, dan terbukti menurunkan kadar polusi di sekitar area penggunaan hingga 20%.
3. Revive Our Oceans: “BlueSpire” dari Filipina
Proyek ini dikembangkan oleh sekelompok ilmuwan muda Filipina yang menciptakan terumbu buatan modular berbahan biodegradable. Tujuannya adalah memulihkan ekosistem laut yang rusak akibat penangkapan ikan berlebihan dan pemanasan global. Dalam dua tahun uji coba, BlueSpire berhasil meningkatkan populasi ikan lokal hingga 35% dan mengurangi erosi pantai.
4. Build a Waste-Free World: “Circular Threads” dari Swedia
Circular Threads mengembangkan sistem daur ulang tekstil otomatis berbasis robotik yang mampu memilah bahan pakaian dan mengubahnya menjadi benang baru dengan kualitas tinggi. Proyek ini lahir dari keprihatinan terhadap limbah mode cepat (fast fashion) yang telah menjadi salah satu sumber polusi terbesar di dunia.
Dengan teknologi ini, pabrik mereka mampu mengurangi emisi karbon industri tekstil hingga 60%. Circular Threads kini bekerja sama dengan merek besar seperti H&M dan Patagonia untuk menerapkan sistem ekonomi sirkular di seluruh rantai produksi.
5. Fix Our Climate: “SolvX Energy” dari Kanada
SolvX Energy mengembangkan baterai berbasis garam cair dengan kapasitas penyimpanan energi tinggi dan biaya produksi rendah. Teknologi ini menjanjikan solusi jangka panjang bagi negara-negara yang ingin beralih ke energi terbarukan namun masih bergantung pada sistem penyimpanan daya yang mahal.
Baterai garam cair ini dapat bertahan hingga 25 tahun dan 100% dapat didaur ulang, menjadikannya salah satu inovasi energi paling menjanjikan dekade ini.
Dampak dan Signifikansi Global
Earthshot Prize tidak sekadar penghargaan simbolis; ia berfungsi sebagai ekosistem pendukung inovasi global. Setelah memenangkan penghargaan, para pemenang tidak hanya mendapatkan dana, tetapi juga bimbingan dari mitra global seperti Bloomberg Philanthropies, Microsoft, dan National Geographic. Mereka juga dihubungkan dengan investor, pemerintah, dan organisasi non-profit untuk memperluas skala proyek.
Menurut laporan tahunan Earthshot Foundation, lebih dari 75% finalis sejak 2021 berhasil mengembangkan proyek mereka ke lebih dari 10 negara. Beberapa bahkan telah diadopsi oleh kebijakan pemerintah setempat, seperti proyek pengelolaan plastik di Ghana dan teknologi penjernih air di Bangladesh.
Selain dampak langsung pada lingkungan, Earthshot Prize juga memiliki efek sosial. Banyak proyek pemenang yang menciptakan lapangan kerja hijau (green jobs) bagi masyarakat lokal, terutama di wilayah berkembang. Hal ini menumbuhkan kesadaran bahwa ekonomi berkelanjutan bisa berjalan seiring dengan kemajuan teknologi dan kesejahteraan manusia.
Peran Generasi Muda dan Harapan Masa Depan
Salah satu fokus utama Earthshot Prize 2025 adalah peran generasi muda dalam membangun masa depan berkelanjutan. Dalam acara di Rio, banyak inovator muda yang tampil sebagai pembicara. Mereka menegaskan bahwa perjuangan melawan perubahan iklim bukan hanya tugas ilmuwan atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh umat manusia.
Di sela acara, Pangeran William menyampaikan pidatonya dengan pesan yang kuat:
“Masa depan bumi tidak akan ditentukan oleh teknologi saja, tetapi oleh keberanian kita untuk berubah dan bekerja sama melampaui batas-batas negara.”
Pesan ini menggema di seluruh dunia. Dari ruang-ruang kelas hingga laboratorium, semangat Earthshot menginspirasi banyak orang untuk berinovasi demi bumi.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Penghargaan
Earthshot Prize 2025 membuktikan bahwa solusi nyata untuk menyelamatkan planet kita bukanlah impian kosong. Melalui kolaborasi global, teknologi inovatif, dan komitmen lintas generasi, setiap Earthshot menjadi langkah kecil menuju perubahan besar.
Penghargaan ini bukan hanya soal siapa yang menang, melainkan tentang bagaimana dunia bersatu untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan membangun masa depan yang lebih hijau.
Seperti yang dikatakan dalam penutupan acara di Rio de Janeiro:
“Earthshot bukan akhir dari perjalanan — ini adalah awal dari kebangkitan bumi.”
