Sektor Konstruksi Mulai Bangkit, Proyek Pemerintah Jadi Pemicu Utama

Semua hal
0

 



Jakarta, 30 Juli 2025 — Saham-saham di sektor konstruksi mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah sempat tertekan sepanjang paruh pertama tahun ini. Optimisme pasar dipicu oleh kabar bahwa pemerintah Indonesia berencana mempercepat eksekusi proyek-proyek infrastruktur strategis nasional di sisa tahun anggaran 2025.

Pada perdagangan hari ini, sejumlah emiten konstruksi mencatatkan penguatan yang signifikan. Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menjadi dua emiten yang paling aktif diperdagangkan, masing-masing menguat di atas 3% dengan lonjakan volume transaksi yang mencolok. Hal ini menunjukkan adanya respons positif dari investor terhadap potensi percepatan penyerapan anggaran negara.

Akselerasi Proyek Infrastruktur

Pemerintah telah memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan mempercepat pembangunan infrastruktur menjelang akhir tahun. Proyek-proyek besar seperti jalan tol, pelabuhan, dan bendungan akan dipacu dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan global. Kementerian PUPR disebut telah menyiapkan langkah percepatan lelang dan pencairan dana proyek agar kontraktor dapat segera bekerja di lapangan.

Akselerasi ini menjadi angin segar bagi sektor konstruksi yang selama ini terdampak oleh ketidakpastian pendanaan dan lambatnya realisasi proyek. Selain itu, inisiatif pemerintah untuk mendorong kerja sama BUMN Karya dengan swasta juga memberi peluang tambahan dalam memperluas portofolio pekerjaan.

Sentimen Positif dari RAPBN dan Stimulus Fiskal

Sentimen pasar terhadap sektor ini juga diperkuat oleh bocoran awal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, di mana pemerintah disebut akan mengalokasikan porsi belanja modal yang lebih besar untuk proyek-proyek infrastruktur, pendidikan, dan konektivitas digital. Hal ini mencerminkan arah kebijakan fiskal yang tetap ekspansif dan pro pembangunan.

Beberapa pelaku pasar menilai langkah ini akan menjadi katalis penting dalam membalikkan tren lesu saham konstruksi dalam jangka menengah. Selain itu, dengan ekspektasi suku bunga yang relatif stabil dan tekanan inflasi yang mulai mereda, sektor konstruksi dinilai memiliki ruang untuk pulih lebih cepat dibanding sebelumnya.

Risiko dan Tantangan Masih Mengintai

Kendati prospeknya mulai membaik, pelaku pasar tetap disarankan untuk berhati-hati. Tantangan seperti beban utang BUMN Karya, efisiensi operasional, dan ketergantungan pada proyek-proyek pemerintah masih menjadi isu yang membayangi. Selain itu, gangguan rantai pasok global dan kenaikan harga bahan baku konstruksi juga menjadi faktor risiko yang perlu dicermati.

Namun demikian, bila realisasi proyek infrastruktur berjalan sesuai rencana, sektor ini memiliki peluang besar untuk kembali menjadi primadona seperti pada periode 2016–2019, di mana geliat pembangunan nasional sempat mendorong kenaikan saham-saham konstruksi hingga puluhan persen.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, sektor konstruksi mulai menunjukkan sinyal pemulihan di pasar saham Indonesia. Dukungan dari pemerintah melalui percepatan proyek strategis dan alokasi anggaran yang lebih agresif menjadi kunci utama. Para investor kini tengah mencermati perkembangan lebih lanjut sebagai dasar untuk menempatkan kembali portofolio pada sektor ini.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!